Sabtu, 19 Juni 2010

Patologi Darah

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI DARAH
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Selain itu Darah juga disebut organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan.

Darah merupakan medium transpor tubuh, volume darah manusia sekitar 7 % - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap – tiap orang tidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut.
1. Plasma darah, bagian cairan darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah.
2. Butir – butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen – komponen berikut ini.
• Eritrosit : sel darah merah (SDM – red blood cell)
• Leukosit : sel darah putih (SDP – white blood cell)
• Trombosit : butir pembeku darah – platelet

B. JENIS SEL DARAH
Jenis sel darah dibagi 2 yaitu sel darah merah (Eritrosit) dan sel darah putih (Leukosi).
 Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah yang akan dibahas pada buku ini adalah mengenai struktur eritrosit, produksi sel darah merah (eritropoesis), lama hidup, jumlah eritrosit, penghancuran sel darah merah, anti gen sel darah merah, dan sifat – sifat sel darah merah.

Struktur Eritrosit

Sel darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron. Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warnanya kuning kemerah – merahan, karena di dalamnya mengandung zat yang disebut hemoglobin.
Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria dan ribosom serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau pembentukan protein.
Komponen eritrosit adalah sebagai berikut.
1. Membran eritrosit.
2. Sistem enzim : enzim G6PD (Glucose 6 – Phosphatedehydrogenase).
3. Hemoglobin, komponennya terdiri atas :
• Heme yang merupakan gabungan protporfirin dengan besi;
• Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta.

Lama Hidup
Eritrosit hidup selama 74 – 154 hari. Pada usia ini sistem enzim mereka gagal, membran sel berhenti berfungsi dengan adekuat, dan sel ini dihancurkan oleh sel sistem retikulo endotelial.

Jumlah Eritrosit
Jumlah normal pada orang dewasa kira – kira 11,5 – 15 gram dalam 100cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki – laki 13,0 mg%.

Sifat – Sifat Sel Darah Merah
Sel darah merah biasanya digmbarkan berdasarkan ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat di dalam sel, seperti berikut ini.
1. Normositik → sel yang ukurannya normal.
2. Normokromik → sel dengan jumlah hemoglobin yang normal.
3. Mikrositik → sel yang ukurannya terlalu kecil.
4. Makrositik → sel yang ukurannya terlalu besar.
5. Hipokromik → sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit.
6. Hiperkromik → sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit.

 Sel Darah Putih (Leukosit)
Bahasan mengenai sel darah putih yang akan dibahas mencakup : struktur leukosit, fungsi sel darah putih, jenis – jenis sel darah putih dan jumlah sel darah putih.

Struktur Leukosit
Bentuknya dapat berubah – ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia). Mempunyai bermacam – macam inti sel, sehingga dapat dibedakan menurut inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna).
Fungsi Sel Darah Putih
Fungsi sel darah putih adalah sebagai berikut :
1. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk kedalam tubuh jaringan RES (sistem retikulo endotel).
2. Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
Jenis – jenis Sel Darah Putih
Sel darah putih terdiri atas beberapa jenis sel darah sebagai berikut.
Agranulosit
Memiliki granula kecil di dalam protoplasmanya, memiliki diameter sekitar 10 – 12 mikron. Berdasarkan pewarnaan granula, granulosit terbagi menjadi 3 kelompok berikut ini.
1. Nuetrofil : granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai, kadang seperti terpisah – pisah, protoplasmanya banyak berbintik – bintik halus/granula, serta banyaknya sekitar 60 – 70%.
2. Eosinofil : granula berwarna merah dengan pewarnaan asam, ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil, tetapi granula dalam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira – kira 24%.
3. Basofil : granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini lebih kecil dari pada eosinofil, tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula – granula yang besar, banyaknya kira – kira 0,5% di sumsum merah.
Granulosit
Granulosit terdiri atas Limfosit dan monosit.
1. Limfosit
Limfosit memiliki nukleus besar bulat dengan menempati sebagian besar sel limfosit berkembang dalam jaringan limfe. Ukuran bervariasi dari 7 – 15 mikron. Banyaknya 20 – 25% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk kedalam jaringan tubuh.
Limfosit ada 2 macam, yaitu Limfosit T dan Limfosit B.

Limfosit T. Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang lama, kemudian bermigrasi menuju ketimus. Setelah meninggalkan timus, sel – sel ini beredar dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen – antigen di mana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Setelah dirangsang oleh antigennya, sel – sel ini menghasilkan bahan – bahan kimia yang menghancurkan mikroorganisme dan memberitahu sel – sel darah putih lainnya bahwa telah terjadi infeksi
Limfosit B. Terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah sampai menjumpai antigen, dimana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Pada tahap ini, Limfosit B mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan antibodi.
2. Monosit
Ukurannya lebih besar dari limfosit, protoplasmanya besar, warna biru sedikit abu – abu, serta mempunyai bintik – bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat atau panjang. Monosit dibentuk dalam sumsum tulang, masuk kedalam sirkulasi dalam bentuk imatur dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag setelah masuk kejaringan. Fungsinya sebagai fagosit. Jumlahnya 34% dari total komponen yang ada di sel darah putih.

Jumlah Sel Darah Putih
Pada orang dewasa, jumlah sel darah putih total 4,0 – 11,0 x 109/L yang terbagi sebagai berikut.
Granulosit :
• Neutrofil 2,5 – 7,5 x 109
• Eosinofil 0,04 – 0,44 x 109
• Basofil 0 – 0,10 x 109
Limfosit 1,5 – 3,5 x 109
Monosit 0,2 – 0,8 x 109

Struktur Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel – sel dalam sumsum tulang yang berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti dan hidup sekitar 10 hari.

Jumlah Trombosit
Jumlah Trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000 – 400.000/ml), sekitar 30 – 40% terkonsentrasi di dalam limpa dan sisanya bersirkulasi.

Fungsi Trombosit
Trombosit berperan penting di alam pembentukan bekuan darah. Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Namun, dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik kedaerah tersebut sebagai respon terhadap kolagen yang terpajan di lapisan subendotel pembuluh. Trombosit melekat ke permukaan yang rusak dan mengeluarkan beberapa zat (serotonin dan histamin) yang menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh. Fungsi lain dari trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera. Trombosit akan menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat trombosit yang secara efektif menambal daerah yang luka.
Plasma Darah
Plasma darah adalah bagian darah yang encer tanpa sel – sel darah, warnanya bening kekuning – kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri atas air.
Zat – zat yang terdapat dalam plasma darah adalah sebagai berikut.
1. Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.
2. Garam – garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dll) yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik.
3. Protein darah (albumin, globulin) menigkatkan viskositas darah juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.
4. Zat makanan (asam amino, glukosa, lemak, mineral dan vitamin).
5. Hormon, yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
6. Antibodi.

C. FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI
Dalam keadaan fisiologis, darah selalu ada dalam pembuluh darah, sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut.
1. Sebagai alat pengangkut yang meliputi hal – hal berikut ini.
• Mengangkut gas karbondioksida (CO2) dari jaringan perifer kemudian dikeluarkan melalui paru – paru untuk didistribusikan kejaringan yang memerlukan.
• Mengangkut sisa – sisa/ampas dari hasil metabolisme jaringan berupa urea, kreatinin dan asam urat.
• Mengangkut sari makanan yang diserap melalui usus untuk disebarkan keseluruh jaringan tubuh.
• Mengangkut hasil – hasil metabolisme jaringan.
2. Mengatur keseimbangan cairan tubuh.
3. Mengatur panas tubuh.
4. Berperan serta dalam mengatur pH cairan tubuh.
5. Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi.
6. Mencegah perdarahan.
D. MACAM KELAINAN & PENYAKIT SISTEM TRANSPORTASI DARAH PADA TUBUH MANUSIA
Sistem transportasi pada manusia sangat penting untuk berbagai kebutuhan penunjang hidup. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang terjadi bila terjadi kelainan atau gangguan pada sistem transportasi tubuh kita disertai arti definisi / pengertian masing-masing penyakit.
1. Anemia / Penyakit Kurang Darah
Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.
2. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan.
3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg.
4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah
Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa)(Hydrargyrum = air raksa).

5. Varises / Penyakit Otot Nimbul
Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.
6. Penyakit Kuning Bayi
Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.
7. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.
8. Miokarditis
Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.

9. Trombus / Embolus
Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah
Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.























BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut.
1. Plasma darah, bagian cairan darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah.
2. Butir – butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen – komponen berikut ini.
• Eritrosit : sel darah merah (SDM – red blood cell)
• Leukosit : sel darah putih (SDP – white blood cell)
• Trombosit : butir pembeku darah – platelet
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron.
Komponen eritrosit adalah sebagai berikut.
1. Membran eritrosit.
2. Sistem enzim : enzim G6PD (Glucose 6 – Phosphatedehydrogenase).
3. Hemoglobin, komponennya terdiri atas :
• Heme yang merupakan gabungan protporfirin dengan besi;
• Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta.
Eritrosit hidup selama 74 – 154 hari dan Jumlah normal pada orang dewasa kira – kira 11,5 – 15 gram dalam 100cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki – laki 13,0 mg%.
Sel Darah Putih (Leukosit)
Bentuknya dapat berubah – ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia). Mempunyai bermacam – macam inti sel, sehingga dapat dibedakan menurut inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna).
Fungsi sel darah putih adalah sebagai berikut :
3. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk kedalam tubuh jaringan RES (sistem retikulo endotel).
4. Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
Jenis – jenis Sel Darah Putih
Nuetrofil
Eosinofil
Basofil
Granulosit terdiri atas Limfosit dan monosit.
2. Limfosit
Limfosit ada 2 macam, yaitu Limfosit T dan Limfosit B.
Limfosit T.
Limfosit B.
3. Monosit
Jumlah Sel Darah Putih
Pada orang dewasa, jumlah sel darah putih total 4,0 – 11,0 x 109/L yang terbagi sebagai berikut.
Granulosit :
• Neutrofil 2,5 – 7,5 x 109
• Eosinofil 0,04 – 0,44 x 109
• Basofil 0 – 0,10 x 109
Limfosit 1,5 – 3,5 x 109
Monosit 0,2 – 0,8 x 109
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel – sel dalam sumsum tulang yang berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti dan hidup sekitar 10 hari.
Jumlah Trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000 – 400.000/ml), sekitar 30 – 40% terkonsentrasi di dalam limpa dan sisanya bersirkulasi.
kekuning – kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri atas air.
Plasma darah adalah bagian darah yang encer tanpa sel – sel darah, warnanya bening
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang terjadi bila terjadi kelainan atau gangguan pada sistem transportasi tubuh kita
1. Anemia / Penyakit Kurang Darah
2. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi
4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah
5. Varises / Penyakit Otot Nimbul
6. Penyakit Kuning Bayi
7. Sklerosis
8. Miokarditis
9. Trombus / Embolus
10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah

2 komentar:

Tulis komentar Anda disini