Sabtu, 19 Juni 2010

Patologi Pembuluh Darah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Umum
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi dan berfungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Jenis-jenis yang paling penting, arteri dan vena, juga disebut demikian karena mereka membawa darah keluar atau masuk ke jantung. Kerja pembuluh darah membantu jantung tuk mengedarkan sel darah merah atau eritrosit ke seluruh tubuh.dan mengedarkan sarimakanan, oksigen dan membawa keluar karbon dioksida.Fungsi pembuluh darah arteri adalah mengedarkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan fungsi pembuluh darah vena adalah mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung.

1. Pembuluh darah arteri (nadi) adalah pembuluh yang mengangkut darah dari jantung. Dindingnya kukuh dan lenting. Darah yang dipompakan oleh jantung ke dalamnya, menyebabkan dinding-dinding pembuluh nadi itu membesar. Karena sifat ini, maka bagian dari darah yang tak dapat segera diangkut oleh pembuluh nadi untuk sementara waktu tinggal dalam pembesaran ini.
Pembuluh nadi yang besar bercabang-cabang dan cabang-cabangnya sampai kepada alat-alat tubuh, misalnya ke paru-paru. Cabang-cabang beranting-ranting, makin lama makin kecil, dindingnya makin tipis dan lentingannya pun makin berkurang. Banyak serabut otot polos yang tersusun melingkar pada dinding pembuluh nadi yang kecil-kecil. Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu
lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium, lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis, lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis. Pembuluh nadi yang terhalus disebut arteriol.
Dinding pembuluh arteriol hanya dari serabut-serabut otot saja. Serabut-serabut yang lenting sudah tak terdapat lagi padanya. Pembuluh nadi besar sifatnya pasif terhadap darah yang dipompakan ke dalam, sedangkan arteriol-arteriol karena mempunyai serabut otot di dalam dindingnya, secara aktif dapat mengatur banyaknya darah yang mengalir dalam pembuluh itu. Jadi arteriol-arteriol itu dapat membesar dan mengecil menurut kebutuhan dan keperluannya, berlangsungnya diluar kehendak kita. Arteriol-arteriolnya berakhir pada pembuluh rambut, yakni pembuluh darah yang terdapat diseluruh jaringan tubuh sebagai jalinan yang menjalin kelenjar-kelenjar, alat-alat tubuh dan lain-lain.
Bila daerah dalam pembuluh-pembuluh itu telah selesai kewajibannya. Yakni mengatur zat-zat makanan kepada jaringan-jaringan sel-sel, maka daerah itu sampai ke pembuluh-pembuluh balik yang terhalus, yakni venula. Pembuluh- pembuluh halus itu bertemu menjadi satu dan merupakan pembuluh balik yang lebih besar. Begitulah seterusnya, hingga sampai ke batang pembuluh balik atas dan pembuluh balik bawah yang mengalirkan darah ke serambi kanan dari jantung.
Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh. Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.
Selain aorta dan arteriol, didalam arteri juga terdapat kapiler. Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di sinilah terjadinya pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran cabang-cabang pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler sangat halus dan berdinding tipis. Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.
2. Pembuluh darah vena (balik) adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis. Dalam garis besarnya pembuluh balik mempunyai susunan yang sama dengan pembuluh nadi, hanya lebih lunak dindingnya. Pembuluh balik besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pembuluh balik besar atas (vena kava superior) yaitu pembuluh darah yang mengangkut darah dari kepala dan anggota gerak atas (lengan). Serta pembuluh balik besar bawah (vena kava inferior) yaiut pembuluh darah yang mengangkut darah dari badan dan anggota gerak bawah.
Pada umumnya pembuluh balik besar atas maupun pembuluh balik besar bawah, keduanya mengangkut darah yang kaya akan karbondioksida (CO2), tetapi sedikit akan oksigen (O2) dan zat-zat makanan. Darah dari kedua pembuluh tersebut akan masuk ke serambi kanan. Dari serambi kanan, darah akan menuju ke bilik kanan.
Bila otot dinding jantung berkontraksi, maka darah akan terdorong ke paru-paru, melalui nadi paru-paru. Nadi paru-paru adalah satu-satunya nadi yang mengangkut darah kotor atau darah yang kaya akan karbondioksida. Di paru-paru karbondioksida dari darah dilepaskan, dan darah menghisap oksigen dari udara. Dari paru-paru darah kembali ke jantung melalui pembuluh balik (vena) paru-paru. Darah pada vena paru-paru banyak mengandung oksigen. Inlah satu-satunya vena yang mengangkut darah yang kaya oksigen atau zat asam.
Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena) sama-sama mempunyai fungsi yang sama, yakni mengalirkan darah “ke” dan “dari” jantung. Namun dantara keduanya mempunyai perbedaan yang sangat jelas.
Yang dibedakan Pembuluh balik (vena) Pembuluh nadi (arteri)
Tempat Dekat permukaan tubuh, tampak kebiru-biruan. Agak ke dalam,
Tersembunyi
Dinding pembuluh Tipis tidak elastis Tebal, kuat dan elastis
Aliran darah Menuju ke jantung Dari jantung
Demyut Tidak terasa Denyut terasa
Katup Di sepanjang pembuluh Hanya di satu tempat dekat jantung
Jika terluka Tidak memancar, hanya menetes Darah memeancur keluar
Darah di dalamnya Banyak mengandung karbondioksida kecuali vena paru-paru Banyak mengandung oksigen, kecuali nadi paru-paru
Tabel 2.1.Perbedaan Vena dan Arteri





B. Gangguan – gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada peredaran darah


1. Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak berbentuk plak (kerak) yaitu jaringan ikat berserat dan sel-sel otot polos yang di infiltrasi oleh lipid (lemak)
2. Varises yaitu pelebaran pembuluh darah di betis
3. Hemeroid (ambeien) pelebaran pembuluh darah di sekitar dubur
4. Ambolus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
5. Trombus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak .
6. Hipertensi yaitu tekanan darah tinggi akibat arteriosclerosis
7. Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa)(Hydrargyrum = air raksa)
8. Vaskulitis yaitu radang pembuluh darah
9. Sindroma Henoch-Sch?nlein (purpura Henoch-Sch?nlein) yaitu peradangan pada vena-vena kecil, menyebabkan jerawat atau bisul keras berwarna keunguan di kulit
10. Eritema Nodosum yaitu peradangan pembuluh darah pada lapisan dalam kulit, menyebabkan benjolan dalam yang lunak dan merah di tungkai dan lengan
11. Poliarteritis Nodosa yaitu peradangan arteri-arteri berukuran sedang, menyebabkan gangguan aliran darah di sepanjang pembuluh dan menuju jaringan di sekitarnya
12. Arteritis Temporal (Giant Cell Arteritis, Arteritis sel raksasa) yaitu peradangan arteri-arteri di otak dan kepala, kadang-kadang menyebabkan sakit kepala dan kebutaan
13. Arteritis Takayasu yaitu peradangan arteri-arteri besar, seperti aorta dan percabangannya, menyebabkan penyumbatan dan denyut nadi yang tak teraba.
14. Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.


C. Perkajian data pada klien dengan gangguan pembuluh darah
Perkajian data pada klien dengan gangguan pembuluh darah yaitu pada gangguan Aterosklerosis
Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung bisa terjadi serangan jantung.
Beberapa jenis aterosklerosis dapat berupa:
• Arteriosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri)
• Arteriolosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri oleh pembuluh arteri kecil)
• Atheroma/atherosclerosis (pengerasan ujung pembuluh darah kecil).
Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada:
• Tekanan darah tinggi
• Kadar kolesterol tinggi
• Perokok
• Diabetes (kencing manis)
• Kegemukan (obesitas)
• Malas berolah raga
• Usia lanjut (Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita).

Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung). Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya.
Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang.
Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak.

DIAGNOSA
Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.

Pemeriksaan Yang Bisa Dilakukan Untuk Mendiagnosis Aterosklerosis:
• ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan
• Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
• Skening ultrasonik Duplex
• CT scan di daerah yang terkena
• Arteriografi resonansi magnetik
• Arteriografi di daerah yang terkena
•IVUS (intravascular ultrasound)
PENGOBATAN
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin). Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah. Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.
Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
PENCEGAHAN
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor resikonya.
Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
• Menurunkan kadar kolesterol darah
• Menurunkan tekanan darah
• Berhenti merokok
• Menurunkan berat badan
• Berolah raga secara teratur.

Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena:
- merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL)
- merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri
- merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke jaringan
- merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, penyakit arteri koroner, stroke dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembedahan.

Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki resiko separuh dari orang yang terus merokok, tanpa menghiraukan berapa lama mereka sudah merokok sebelumnya. Berhenti merokok juga mengurangi resiko kematian setelah pembedahan bypass arteri koroner atau setelah serangan jantung. Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko kematian pada seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri selain arteri yang menuju ke jantung dan otak

D. Etiologi
Ateroslerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri. Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah. Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri. Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli)

E. Patogenesis
Proses patologi terjadinya gangguan atau pwenyakit jantung berkaitan dengan proses aterosklerosis. Konsekuensi adanya aterosklerosis adalah penyempitan liang pembuluh darah yang akan menimbulkan kekurangan aliran darah yang selanjutnya menyebabkan insufisiensi (kekurangan) oksigen dan makanan yang dialirkan pembuluh darah tersebut.
Riwayat alamiah ateroskeloris dapat dimulai sejak masa kanak-kanak dengan terbentuknya garis lemak (fatty streaks), lalu flak fibrosa, dan menyusul klasifikasi. Kekakuan pembuluh darah ini pada gilirannya dapat menyebabkan gangguan lanjut sesuai organ yang diserangnya.

F. Patofisiologi
Sistem kardiovaskuler bekerja secara terus-menerus dan pada kebanyakan kasus, secara efisien. Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah berkurang atau tersumbat. Bila pembuluh darah ke jantung tersumbat total, jantung tidak mendapatkan oksigen secara cukup dan suatu serangan jantung dapat terjadi. Hal ini dapat berakibat fatal, dan pada kenyataannya, menghasilkan jumlah jutaan kematian setiap tahun, membuat penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Penyakit jantung dapat bersiklus fatal, karena pembuluh darah terbatas, tidak hanya dapat merusak jantung, tapi juga membuatnya bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui sistem sirkulasi. Lagipula, kerusakan jantung menjadikan jantung kurang efisien dan harus bekerja walaupun dengan keras untuk tetap melanjutkan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Dari waktu ke waktu, penyakit jantung memimpin masalah utama penglibatan jantung, paru-paru, ginjal, dan segera keseluruhan sistem, sebab setiap organ dalam tubuh mempercayakan kecukupan oksigen dan nutrisinya pada jantung. Secara khusus, sumbatan yang menyebabkan masalah dibentuk oleh suatu pertumbuhan lekatan yang dikenal sebagai plak aterosklerotik.

Arterosklerosismerupakan suatu proses yang kompleks. Secara tepat bagaimana arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah diketahui, tetapi beberapa teori telah dikemukakan.
Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis dimulai karena lapisan paling dalam arteri, endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu, lemak, kolesterol, fibrin, platelet, sampah seluler dan kalsium terdeposit pada dinding arteri.
Timbul berbagai pendapat yang saling berlawanan sehubungan dengan patogenesis aterosklerosis pembuluh koroner. Namun perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat diringkaskan sebagai berikut:
• Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak bagaikan garis lemak.
• Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam.
• Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.
• Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.
• Perubahan degeneratif dinding arteria.
Meskipun penyempitan lumen berlangsung progresif dan kemampuan vascular untuk memberikan respon juga berkurang, manifestasi klinis penyakit belum nampak sampai proses aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut. Fase preklinis ini dapat berlangsung 20-40 tahun. Lesi yang bermakna secara klinis, yang dapat mengakibatkan iskemia dan disfungsi miokardium biasanya menyumbat lebih dari 75% lumen pembuluh darah. Banyak penelitian yang logis dan konklusif baru-baru ini menunjukkan bahwa kerusakan radikal bebas terhadap dinding arteri memulai suatu urutan perbaikan alami yang mengakibatkan penebalan tersebut dan pengendapan zat kapur deposit dan kolesterol. Sel endotel pembuluh darah mampu melepaskan endothelial derived relaxing factor (EDRF) yang menyebabkan relaksasi pembuluh darah, dan endothelial derived constricting factor (EDCF) yang menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Pada keadaan normal, pelepasan ADRF terutama diatur oleh asetilkolin melalui perangsangan reseptor muskarinik yang mungkin terletak di sel endotel. Berbagai substansi lain seperti trombin, adenosine difosfat (ADP), adrenalin, serotonin, vasopressin, histamine dan noradrenalin juga mampu merangsang pelepasan EDRF, selain memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh darah. Pada keadaan patologis seperti adanya lesi aterosklerotik, maka serotonin, ADP dan asetil kolin justru merangsang pelepasan EDCF. Hipoksia akibat aterosklerotik pembuluh darah juga merangsang pelepasan EDCF.Langkah akhir proses patologis yang menimbulkan gangguan klinis dapat terjadi dengan cara berikut.
• Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plaque
• Perdarahan pada plak ateroma
• pembentukan thrombus yang diawali agregasi trombosit
• Embolisasi thrombus atau fragmen plak
• Spasme arteria koronaria
Aterosklerotik dimulai dengan adanya kerusakan endotel, adapun penyebabnya antara lain adalah:
• Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah
• Tekanan darah yang tinggi
• Tembakau
• Diabetes
Dikarenakan kerusakan pada endothelium, lemak, kolesterol, platelet, sampah produk selular, kalsium dan berbagai substansi lainnya terdeposit pada dinding pembuluh darah. Hal itu dapat menstimulasi sel dinding arteri untuk memproduksi substansi lainnya yang menghasilkan pembentukannya dari sel.






BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembuluh darah merupakan salah satu bagian utama dari system peredaran darah. Darah mengalir dari jantung melalui pembuluh yang disebut arteri. Ini bercabang ke pembuluh-pembuluh lebih kecil yang berujung pada pembuluh kecil yang disebut kapiler. Dindingnya hanya setebal satu sel, sehingga oksigen dan zat lain yang diperlukan oleh sel-sel tubuh dapat mengalir dengan mudah ke cairan jaringan di sekitar sel.
Cairan jaringan mengambil zat-zat di antara sel-sel dan darah. Karbon dioksida dan sebagian limbah masuk ke dalam kapiler, yang akhirnya menyatu lagi ke dalam pembuluh darah yang disebut urat darrah halus. Ini membawa darah kembali ke jantung.
Salah satu kelainan yang terjadi dipembuluh darah ialah aterosklerosis. Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.
Beberapa jenis aterosklerosis dapat berupa:Arteriosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri),Arteriolosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri oleh pembuluh arteri kecil),Atheroma/atherosclerosis (pengerasan ujung pembuluh darah kecil).

1 komentar:

Tulis komentar Anda disini